Dzikir Pagi Petang Apakah Harus Dibaca Semua? Syaikh Shalih Al-Ushoimi #NasehatUlama
Masih ada permasalahan lain, yaitu zikir-zikir yang di baca di waktu pagi dan petang ini (Zikir Pagi dan Petang), apakah disyariatkan bagi seorang hamba untuk membaca satu zikir saja dalam sehari, kemudian membaca zikir lain di hari yang lain, dan membaca zikir lainnya lagi di hari berikutnya? Ataukah disyariatkan baginya untuk membaca seluruh Zikir Pagi di pagi hari dan membaca seluruh Zikir Petang di sore hari? Apa jawabannya? Ya, apa? Membaca semuanya? Dia menjawab, seluruh Zikir Pagi dibaca semuanya dan tidak hanya membaca beberapa saja. Ya? Yakni membaca zikir-zikir itu semuanya. Baik, apa yang menjadi dalilnya? Atau apa kaidah yang menjadi landasannya?
Semuanya diajarkan oleh para sahabat. Namun apakah ada satu sahabat yang mengajarkan semuanya? Apa dalil atau kaidah yang menjadi landasannya? Memungkinkan. Benar! Kaidah dalam perkara ini adalah Tempat pembacaannya memungkinkan kita untuk membaca semua zikir. Nash yang ada dalam syariat, jika tempatnya memungkinkan kita untuk mengerjakan semua, maka dikerjakan semua. Namun jika tempatnya tidak memungkinkan, maka cukup dikerjakan salah satunya. Sebagai contoh, bacaan doa istiftah yang diriwayatkan dari Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- banyak sekali. Akan tetapi, berapa doa yang harus dibaca orang yang shalat? Satu saja. Mengapa? Wahai Ibrahim. Karena tidak memungkinkan. Baik, dari mana kita dapat mengatakan tempatnya tidak memungkinkan? Sebenarnya sama, yang ini satu orang hanya menyebutkan satu doa. Dan orang lainnya juga menyebutkan satu doa Karena Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu-
Ketika bertanya kepada Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- “Wahai Rasulullah, setelah bertakbir, engkau DIAM SEJENAK, apa yang engkau baca ketika itu?” Maka beliau mengajarkannya SATU DOA. Maka diketahui waktu DIAM SEJENAK itu hanya untuk membaca SATU DOA ISTIFTAH saja. Inilah dalil bahwa tempat membaca doa itu hanya untuk satu doa. Namun jika tempat membaca itu memungkinkan untuk lebih dari satu doa, seperti tasbih-tasbih yang dibaca saat ruku’, atau doa-doa yang dibaca saat sujud. Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Saat ruku’ agungkanlah Rabb kalian. Sedangkan saat sujud, maka perbanyaklah doa, karena doa di saat itu pantas dikabulkan.” Sehingga seluruh riwayat zikir dan doa dalam sujud dapat dibaca, karena tempat pembacaannya memungkinkan untuk itu. Demikian pula dengan Zikir Pagi dan Zikir Petang, tempat pembacaannya memungkinkan untuk itu, maka zikir-zikir itu dapat dibaca semuanya.
================================================================================
بَقِيَتْ مَسْأَلَةٌ أُخْرَى وَهِيَ
هَذِهِ الْأَذْكَارُ الَّتِي تَكُونُ فِي الصَّبَاحِ وَالْمَسَاءِ
هَلِ الْمَشْرُوعُ لِلْعَبْدِ
أَنْ يَأْتِيَ بِذِكْرٍ فِي يَوْمٍ
ثُمَّ ذِكْرٍ آخَرَ فِي يَوْمٍ
ثُمَّ ذِكْرٍ فِي ثَالِثٍ فِي يَوْمٍ؟
أَو يُشْرَعُ لَهُ
أَنْ يَجْمَعَ جَمِيعَ أَذْكَارِ الصَّبَاحِ فَيَقُوْلُهَا فِي الصَّبَاحِ
وَجَمِيعَ الْمَسَاءِ فَيَقُوْلُها فِي الْمَسَاءِ
مَا الْجَوَابُ؟
نَعَمْ. هَا؟
يَجْمَعُهَا كُلَّهَا
يَقُولُ جَمِيعَ مَا وَرَدَ فِي أَذْكَارِ الصَّبَاحِ يَقُولُهُ
وَلَا يَقْتَصِرُ عَلَى بَعْضِهَا
هَا ؟
يَقُولُهَا جَمِيْعًا يَجْمَعُهَا يَعْنِي
طَيِّبٌ . مَا الدَّلِيلُ عَلَى هَذَا؟
أَوْ مَا الْقَاعِدَةُ الَّتِي تُبْنَى عَلَيْهَا؟
هِيَ كُلُّهَا مِنْ تَعْلِيمِ الصَّحَابَةِ
لَكِنْ هَلْ عَلَّمَهَا كُلَّهَا الْوَاحِدُ؟
مَا الدَّلِيلُ مَا الْقَاعِدَةُ الَّتِي يُبْنَى عَلَيْهَا
يَقْبَلُ أَحْسَنْتَ
قَاعِدَةُ الْمَسْأَلَةِ
أَنَّ الْمَحَلَّ يَقْبَلُ جَمْعَهَا جَمِيْعًا
فَالْوَارِدُ فِي خِطَابِ الشَّرْعِ
إذَا كَانَ الْمَحَلُّ يَقْبَلُهُ جَمِيْعًا
قِيْلَ
وَإِذَا كَانَ الْمَحَلُّ لَا يَقْبَلُهُ
اُقْتُصِرَ عَلَى وَاحِدٍ مِنْهَا
فَمَثَلًا أَنْوَاعُ الِاسْتِفْتَاحِ
الْوَارِدَةُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَثِيرَةٌ
لَكِنْ كَمْ يَقُولُ الْمُصَلِّي مِنْهَا ؟
وَاحِدٌ لِمَاذَا ؟
يَا إبْرَاهِيمُ
الْمَحَلُّ لَا يَقْبَلُ
طَيِّبٌ مِنْ أَيْنَ هَذَا الْمَحَلُّ لَا يَقْبَلُ ؟
نَفْسُ الشَّيْءِ هُنَا ذَكَرَ فِي الدُّعَاءِ هَذَا وَاحِدٌ
وَعِنْدَ وَاحِدٍ ثَانِي وَاحِدٌ
لِأَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
لَمَّا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّكَ إذَا كَبَّرْتَ سَكَتَّ هُنَيْهَةً
فَمَاذَا تَقُولُ ؟
فَقَال وَعَلَّمَهُ وَاحِدًا
فَعُلِمَ أَنَّ هَذِهِ السَّكْتَةَ
تَصْلُحُ لِاسْتِفْتَاحٍ وَاحِدٍ
فَهَذَا الدَّلِيلُ قَامَ عَلَى أَنَّ الْمَحَلَّ لَا يَحْتَمِلُ إِلَّا وَاحِدًا
وَأَمَّا إِذَا كَانَ الْمَحَلُّ قَابِلًا لِلزِّيَادَةِ
مِثْلُ التَّسْبِيحَاتِ الْوَارِدَةِ فِي الرُّكُوعِ
أَوْ الْأَدْعِيَةِ الْوَارِدَةِ فِي السُّجُودِ
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَأَمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ
وَأَمَّا السُّجُودُ فَأَكْثِرُوا فِيهِ مِنَ الدُّعَاءِ
فَإِنَّهُ قَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ
فَجَمِيعُ مَا وَرَدَ مِنَ الْأَذْكَارِ الْأَدْعِيَةِ فِي السُّجُودِ تُقَالُ
لِأَنَّ الْمَحَلَّ قَابِلٌ لِذَلِكَ
وَمِثْلُهُ كَذَلِك أَذْكَارُ الصَّبَاحِ وَالْمَسَاءِ
فَإِنَّ الْمَحَلَّ قَابِلٌ لِذَلِك
فَيَأْتِي بِهَا جَمِيْعًا